Minggu, 07 November 2010

Proses Pembuatan Produksi Minyak Atsiri Daun Nilam

Proses Pembuatan Produksi Minyak Atsiri Daun Nilam : Minyak nilam dihasilkan melalui proses penyulingan, namun sebelum tahapan tersebut perlu dilakukan perlakuan pendahuluan terhadap bahan yang akan disuling, dengan cara pengecilan kuran/pemotongan dan pengeringan atau pelayuan. Proses tersebut perlu dilakukan karena minyak nilam di dalam tanaman dikelilingi oleh kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh, kantong minyak atau rambut gladular, sehingga bila bahan dibiarkan utuh, kecepatan pengeluaran minyak hanya tergantung dari proses difusi yang berlangsung sangat lambat.

Pengecilan ukuran bahan biasanya dilakukan dengan pemotongan atau perajangan, hal ini bertujuan agar kelenjar minyak dapat terbuka sebanyak mungkin sehingga memudahkan pengeluaran minyak dari bahan-bahan tersebut

Produk ini mempunyai orientasi export. Minyak atsiri nilam digunakan di industri parfum sebagai zat pengikat aroma dan perannya belum mampu digantikan oleh zat sintetis, sehingga kebutuhan minyak atsiri nilam di dunia besar sekali. Selain digunakan di industri parfum minyak atsiri nilam juga digunakan di industri kosmetik dan farmasi.

PROSES PENYULINGAN NILAM

Penyulingan minyak nilam dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu cara direbus, penyulingan dikukus, dan penyulingan dengan uap. Penyulingan direbus, daun nilam kering dimasukkan dalam ketel berisi air dan dipanasi. Kapasitas ketel penyulingan bervariasi, mulai dari 200 - 2.000 l. Ketel dibuat dari bahan antikarat, seperti stainless steel, besi, atau tembaga berlapis aluminium.

Dari ketel akan keluar uap, kemudian dialirkan lewat pipa yang terhubung dengan kondensor (pendingin). Uap berubah menjadi air. Air yang sesungguhnya merupakan campuran air dan minyak itu akan menetes di ujung pipa dan ditampung dalam wadah. Selanjutkan, dilakukan proses pemisahaan sehingga diperoleh minyak nilam murni.

Penyulingan cara kedua, mirip cara pertama, hanya saja antara daun nilam dan air dibatasi saringan berlubang. Daun nilam diletakkan di atas saringan, sementara air berada di bawahnya.

Sementara sistem penyulingan uap menjamin kesempurnaan produksi minyak atsiri. Pada sistem ini bahan tidak kontak langsung dengan air maupun api. Prinsipnya, uap bertekanan tinggi dialirkan dari ketel perebus air ke ketel berisi daun nilam (ada dua ketel). Uap air yang keluar dialirkan lewat pipa menuju kondensor hingga mengalami proses kondensasi. Cairan (campuran air dan minyak) yang menetes ditampung, selanjutnya dipisahkan untuk mendapatkan minyak nilam.

PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MINYAK ATSIRI

* Distilasi atau Penyulingan : paling umum digunakan
* Press dingin (cold pressing)
* Ekstraksi dg pelarut,
o umumnya dg heksan : concrete
o concrete dilarutkan dalam etanol, diuapkan : absolut
* Metode adsorbsi lemak (enfleurasi)
* Supercritical carbon dioxide extraction
o Menggunakan CO2 pd tekanan tinggi utk mengekstrak minyak
o Bahan ditempatkan pada tank, CO2 diinjeksi ke dalam tank, tekanan di dalam tank meningkat
o Pada tekanan tinggi, CO2 menjadi cair dan bertindak sebagai pelarut
o Ketika tekanan menurun, CO2 kembali menjadi gas
o Temperatur lebih rendah dari pada metode penyulingan

FAKTOR-FAKTOR PENTING DALAM PROSES PRODUKSI MINYAK ATSIRI

1. Mutu Bahan Baku
* Persyaratan agroklimat, varietas, teknologi budidaya, umur panen. Kesemuanya itu harus memenuhi Good Agriculture Practices (GAP)
2. Pelayuan dan Pengeringan
* Tujuanya utk menguapkan sebagian air dlm bahan shg proses penyulingan mudah dan lebih singkat. Disatu sisi untuk memudahkan proses penyulingan, di sisi lain terjadi kehilangan minyak atsiri selama proses pelayuan dan pengeringan
3. Pengecilan Ukuran Bahan Sebelum Penyulingan
* Memudahkan proses hidrodifusi, meratakan distribusi bhn dlm ketel
4. Pengisian Bahan ke Dalam Ketel
* Agar uap dapat berpenetrasi secara merata ke dalam bahan
* Jika terlalu padat menyulitkan uap berpenetrasi
* Jika tumpukan bahan terlalu renggang, maka uap akan langsung lolos tanpa menimbulkan pengaruh thd bahan yang disuling
* Ketel yang besar/tinggi, bahan disusun bertingkat
5. Pemilihan Metode Penyulingan
6. Material Ketel Penyuling
7. Laju Penyulingan
8. Penentuan Akhir Penyulingan
9. Kondensasi dan Penampungan Minyak

Related Post:

3 komentar: