Minggu, 07 November 2010

Teknologi Pengolahan Minyak Nilam

Teknologi Pengolahan Minyak Nilam ; minyak nilam mempunyai prospek yang baik karena dibutuhkan secara kontinyu dalam industri parfum, kosmetik, sabun, dan lain-lain. Penggunaan minyak nilam dalam industri tersebut karena daya fiksasinya yang tinggi terhadap bahan pewangi lain, sehingga dapat mengikat bau wangi dan mencegah penguapan zat pewangi sehingga bau wangi tidak cepat hilang atau lebih tahan lama. Minyak nilam terdiri dari komponen bertitik didih tinggi seperti patchouli alkohol, patchoulen, kariofilen dan non patchoulenol yang berfungsi sebagai zat pengikat dan belum dapat digantikan oleh zat sintetik.

Pangsa pasar minyak nilam Indonesia diperkirakan mencapai 80% dari ekspor minyak nilam dunia. Pesaing utamanya yaitu minyak nilam asal RRC dan Brazil. Walaupun secara kuantitas minyak nilam Indonesia lebih unggul, namun dari segi mutu masih kalah bersaing dan harga yang diberikan untuk minyak nilam Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan RRC. Singapura dikenal sebagai penyalur minyak nilam dunia, tetapi sebagian besar minyaknya berasal dari Indonesia yang kemudian diolahnya kembali untuk memenuhi standar mutu yang dikehendaki konsumen karena minyak nilam Indonesia cenderung rendah.

Kurang baiknya mutu minyak nilam Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah :
1) bahan olah yang tidak memenuhi syarat,
2) peralatan penyulingan yang kebanyakan tidak sesuai atau kurang memenuhi syarat,
3) lokasi penyulingan yang tidak cocok sehingga kekurangan air atau air yang ada tidak bersih, 4) pengemasan dan kondisi tempat penyimpanan yang juga tidak memenuhi syarat.

Mutu minyak nilam umumnya ditentukan oleh beberapa faktor, baik menyangkut pra panen maupun pasca panen. Faktor pra panen yang menyangkut bahan tanaman, teknik budidaya, cara dan waktu panen maupun faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap produktivitas dan mutu bahan olah, yang akhirnya akan berpengaruh terhadap mutu hasil olahannya. Sedangkan faktor pasca panen yang mencakup penanganan bahan olah, cara pengolahan termasuk alatnya, pengemasan, dan penyimpanan sangat berpengaruh pula terhadap mutu produk akhir. Oleh karena itu, untuk meningkatkan mutu minyak nilam Indonesia maka faktor-faktor tersebut harus diperhatikan dengan baik.

TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK NILAM

* Tanaman nilam dipanen pada umur 6-8 bulan, sedangkan panen berikutnya dilakukan 3-4 bulan setelah panen pertama. Daun nilam yang telah panen dilakukan perlakuan pendahuluan, yaitu pelayuan dan pengering-anginan, serta perajangan.

* Pelayuan dilakukan dengan cara dihamparkan di atas tikar atau lantai jemur selama ± 4 jam bila kondisi cuaca cerah. Setelah pelayuan, daun nilam dikering-anginkan dalam ruangan yang beraerasi baik dan terlindung dari sinar matahari langsung selama ± 6 hari sampai kadar air daun nilam berkisar 12-15%.

* Daun nilam yang akan disuling dirajang 15-20 cm. Daun kering disarankan tidak lebih dari satu minggu, setelah proses pelayuan dan pengering-anginan.

* Penyulingan dengan dikukus digunakan terutama untuk instalasi penyulingan skala kecil (kapasitas sampai 2000 liter), sedangkan penyulingan dengan uap langsung digunakan untuk instalasi penyulingan skala industri (kapasitas 3000-5000 liter)

*.Inovasi teknologi pengolahan minyak nilam yang dilakukan BB-Pascapanen yaitu melakukan proses penyulingan minyak nilam dengan cara dikukus menggunakan alat penyuling sistem kohobasi dan semi boiler. Pada sistem kohobasi, destilat setelah dipisahkan minyaknya langsung dikembalikan ke ketel penyuli+ng, sedangkan pada sistem semi boiler, pemanasan air di dalam ketel selain dilakukan melalui dasar ketel juga ada pemanasan tambahan oleh asap sisa bakar (fuel gas) melalui pipa-pipa uap yang dilewatkan pada air dalam ketel.

A : Tungku
B : Tangki Penyuling
C : Cerobong Asap
D : Pendingin
E : Pemisah Minyak
F : Sistem Kohobasi

Keunggulan Teknologi :

* Mengurangi penggunaan air sampai 40%
* Menghemat bahan bakar sampai 25%
* Rendemen minyak tinggi (> 2,5%) dan mutu minyak memenuhi SNI, kadar patchouli alkohol > 33%

Related Post:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar