roperti Indonesia yang dikembangkan pengembang pada 2009 lalu adalah Rp150 triliun, yang juga disumbang dari permintaan ruang perkantoran,perkembangan makro ekonomi nasional sangat baik belakangan ini. Bisa dibilang terbaik dalam beberapa saat terakhir. Salah indikatornya adalah IHSG yang sangat menarik investor
yang membuat industri properti nasional meningkat adalah sentimen negatif yang terjadi akibat perkembangan politik di beberapa negara di kawasan Asia Tenggara. Thailand diperkirakan akan mengalami kelesuan pembangunan properti karena aksi demonstrasi masif dan laten di negara itu.
Sebagai dampak bagi perkembangan properti di kawasan, banyak perusahaan mancanegara di Thailand mengalihkan kantor perwakilannya di negara lain, dan Indonesia sangat dilirik mereka.
Singapura juga bisa menunjukkan hal serupa akibat penguatan mata uang dolar Singapura yang menyebabkan harga barang-barang dan propertinya menjadi kurang kompetitif bagi investor mancanegara dan pribadi.
"Harga properti di Indonesia sangat menggoda, istilahnya satu banding 11. Artinya, dengan uang yang sama bisa mendapat 11 properti sekelas ketimbang cuma satu saja jika membelinya di Singapura,
Akan tetapi, masih ada satu hal penting yang bisa menghambat arah perkembangan industri properti oleh para pengembang nasional. Itu adalah bunga bank bagi sektor ini yang masih sangat tinggi, secara umum adalah 13,9 persen pada tahun lalu. Yang baik adalah selisih cuma dua persen di atas patokan bunga bank oleh pemegang otoritas.
Dalam hal itu, Indonesia bisa keteteran dalam menghadapi ekspansi bisnis pengembang di negara-negara kawasan Asia Tenggara. Vietnam hanya menerapkan bunga bank 8,6 persen, Malaysia dan Singapura bahkan cuma 5,3 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar