Berikut Berita seputar Penyebab Jatuhnya pesawat jenis Woong Bee di Bandara Ngurah Rai Bali;
Pangdam Udayana Selamat dari Musibah Pesawat Jatuh Terbakar
DENPASAR, (PRLM).- Salah satu dari empat pesawat jenis "Woong Bee" yang sedang mengadakan uji di Bali, mengalami musibah dan terbakar di udara di kawasan Bandara Ngurah Rai, Selengkapnya
Pesawat Latih Jatuh Karena Gangguan Pendaratan
Liputan6.com, Jakarta: Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso menyatakan bahwa kecelakaan pesawat latih di Bandara Ngurah Rai, Bali, Kamis sekitar pukul 15.30 WITA, diduga karena gangguan teknis saat pendaratan. "Pada proses melakukan pendaratan ada gangguan," kata Panglima TNI ketika ditemui di bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis (24/6) setelah mengantar keberangkatan Presiden Susilo Bambang menuju Toronto, Kanada. Selengkapnya
Pesawat Latih Jatuh Bukan Senggolan
Insiden jatuhnya pesawat latih KT-1 Wong Bee saat joy flight atau terbang gembira di Lanud Ngurah Rai sore tadi bukan disebabkan oleh adanya senggolan di udara. Hal ini diungkapkan oleh Danlanud Letkol Penerbang Aldrin P Mongan saat memberi keterangan pers kepada wartawan. Selengkapnya
Panglima TNI Minta Kecelakaan Pesawat Segera Diselidiki
Jakarta, CyberNews. Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso meminta agar insiden kecelakaan pesawat latih jenis Wong Bee KT-1 yang jatuh di Bandara Ngurah Rai Bali, Kamis sore, segera diselidiki. "Segera dilakukan penyelidikan atas kejadian ini," kata Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso di Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis 24 Juni 2010. Selengkapnya
CITIZEN REPORTER: Pesawat Jatuh di Ujung Landasan Pacu
TRIBUN-TIMUR.COM -- Saya baru saja mendarat dari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) saat kcelakaan menimpa pesawat jenis KT-1 B Wong Bee di sekitar Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Kamis (23/6/2010) sore.Selengkapnya
Data Dan Informasi Pesawat KT-1 Wong Bee
KT-1 (Wong Bee) adalah pesawat latih yang dikembangkan Korea Selatan khusus untuk pelatihan penerbangan dasar. KT-1 telah berhasil dikembangkan pada tahun 1988, dan menerima sertifikasi produksi. Pesawat produksi pertama resmi dipasarkan pada tahun 2000. TNI AU Indonesia menjadi pelanggan pertama yang memasan pesawat ini pada tahun 2001 setelah AU Korea Selatan. Pesawat ini tiba di Indonesia 14 Juli 2003 di Adisutjipto Yogyakarta untuk digunakan sebagai pesawat latih di Sekolah Instruktur Penerbang (SIP).
Berat:
Berat dasar: 1910 kg
Bahan bakar maksima;: 550 litres di tiap tanki sayap
Berat maksimal saat take off: 2540 kg atau 3310 kg untuk the KO-1 dengan persenjataan
Beart maksimal saat mendarat: 2495 kg
Dimensi
Lebar : 10,26 m
Tinggi : 3,67 m
panjang: 10,60 m
Area sayap: 16,01 m
Tidak ada komentar:
Posting Komentar